Kami hanya menyelenggarakan sekolah satu kali
yang sudah mencakup diniyah dan formal. Jumlah Kurikulum kami tata sedemikan
rupa sehingga efektif sesuai basis need kebutuhan anak dan tidak tumpang
tindih.
Sekolah dua kali dengan lebih dari 20 mata pelajaran formal, lebih dari dari delapan mata pelajaran diniyyah, disamping kurang manusiawi juga sulit menghasilkan kemampuan anak dengan kualifikasi tertentu, kecuali hanya memenuhi expectasi sementara orang tua yang 'marem' bahwa anaknya sudah mendapat pelajaran formal dan diniyah.
Bertumpuknya materi pelajaran menjadikan
pendidikan kita sangat membosankan dan muram. Dengan berpadunya keduanya dalam
satu kali berangkat sekolah, maka siang hari santri masih bisa beristirahat
untuk kemudian bermain, berolahraga, memilih extra kurikuler, muhafadloh,
murojaah, diskusi dan lain sebagainya.
0 Comments